. . . . .

“ kami pernah bersama rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di atu jenazah beliau waktu itu mulai memukul tanah dengan tongkat dan berkata Rasulullah tiada salah seorang diantara kalian melainkan telah selesai oenentuannya di syurga atau di neraka. Mereka berkata : apa kita tidak pasrah saja? Rasulullah berkata Beramallah kalian karena setiap kalian telah di mudahkan”.

Ada beberapa takdir yang bisa dirubah :

1. Rezeki , amal dan silaturahmi : dapat memanjangkan umur, memperbanyak rezeki dan lain-lain.

2. Tiada yang dapat menolak takdir kecuali dengan berdo’a. Lima puluh ribu tahun sebelum kita diciptakan , allah telah menmpatkan tempat kita di syurga atau di neraka. Lalu mereka (para sahabat) bertanya: wahai Rasulullah maka untuk apa lagi kita beramal? Rasulullah menjawab Beramallah kalian karena setiap orang dari kalian telah dimudahkan sesuai dengan apa yang ditetapkannya.

3. Allah sudah mengetahui apa yang terjadi dan yang akan terjadi

4. Semua yang telah terjadi dan akan terjadi telah tertulis dalam qalam allah.

Dunia

Diriku terdiam sejenak sambil mengamati orang-orang yang berjalan lalu lalang di hadapanku. Hatiku terenyuh ketika melihat mereka yang begitu asyik bergelut dalam kemaksiatan-kemaksiatan yang begitu mereka anggap remeh. Mengapa orang-orang begitu takut untuk meninggalkan dunia ini? Padahal kita sudah ketahui bersama bahwa nantinya dunia ini akan binasa. Aku juga berfikir mengapa mereka begitu terlenanya dengan urusan dunia? Tidakkah terlintas di fikiran mereka bahwa dimana mereka akan di kembalikan? Tidakkah mereka berfikir bahwa suatu saat mereka semua akan dimintai pertanggung jawaban atas apa-apa yang telah mereka perbuat di dunia ini? Ataukah sebenarnya mereka takut meninggalkan dunia karena mereka sudah tahu bahwa adzab telah menunggunya di akhirat. Saat ini Ribuan pertanyaan kini bergelantungan di kepalaku. Memikirkan nasib mereka yang begitu cintanya dengan dunia dan sangat takut untuk mati. Akankah kita yang melihatnya hanya terdiam dan membiarkan mereka hanyut dalam arus dunia yang fana ini? Tentu tidak bukan? Harus ada upaya yang harus kita lakukan untuk menyadarkan mereka yang tengah terlelap dalam gemerlap dunia. Dengan cara apakah itu? Dengan cara mendakwahi mereka, mentarbiyah mereka, mengajak mereka , menasihati mereka serta mendoakan mereka. Bagaimana jika mereka menolak untuk di tarbiyah? Tentunya segala sesuatunya akan membutuhkan proses. Dan dalam sebuah proses menuju kebaikan tentunya hal yang paling utama yang harus kita miliki adalah kesabaran. Sebagaimana apa yang telah allah firmankan dalam kitabnya : “Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami selama mereka sabar. Mereka mayakini ayat-ayat kami. (Qs. As-sajdah (32): 24.). * menurut ahli tafsir kata “sabar” dalam ayat ini yakni sabar dalam menegakkan kebenaran. Selain sabar kita juga membutuhkan yang namanya kekuatan iman (Qs. Al-anfal :45) serta komitmen yang kuat dengan nilai islam ( QS 24:55).

Muslimah Intelektual

Apa yang kalian bayangkan ketika mendengar kata intelektual? Yah yang pastinya disetiap pemikiran kita akan melahirkan makna yang berbeda-beda. Begitupun dengan apa yang saya fikirkan. Intelektual menurut saya adalah sebuah pemikiran dimana seseorang itu dapat menghasilkan pemikiran yang cerdas. Pemikiran itu sendiri memiliki tiga kategori yaitu : pemikiran dangkal, pemikiran mendalam dan pemikiran cemerlang. Dari sini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa seseorang yang intelektual adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk berfikir cemerlang. Contohnya : seorang yang memiliki pemikiran dangkal, ketika ada seseorang yang memberikannya apel maka dia langsung berfikir bahwa apel tersebut adalah sesuatu yang dimakan. Sedangkan orang yang berfikir mandalam adalah ketika seseorang memberikannya apel maka dia akan berfikir bahwa apel tersebut adalah sesuatu yang mengandung vitamin dan serat-serat yang dapat melancarkan pencernaan. Dimanakah peran pemikiran cemerlang? Naahh. Seseorang yang memiliki pemikiran yang cemerlang ketika seseorang memberinya apel dia akan berfikir bahwa apel tersebut adalah makanan yang sehat, yang didalamnya terkandung vitamin dan serat-serat yang dapat melancarkan pencernaan serta akan muncul pemikiran bahwa mengapa buah apel yang ditanam ditanah yang sama dengan jenis buah lainnya bisa memiliki bentuk,warna dan rasa yang berbeda? Ia akan mencari tahu mengapa terjadi perbedaan? Pasti ada yang mengaturnya. Disinilah pemikiran cemerlang itu bekerja. ia akan mengaitkan segala sesuatunya dengan sang penciptanya. Sekarang kita akan membahas muslimah intelektual dalam pandangan islam. Bagaimanakah islam menempatkan muslimah intelektual? Ingatkah kalian sosok pelopor emansipasi wanita? dialah RA kartini. Apakah emansipasi wanita yang dimaksud oleh Ibu kartini adalah adanya kesetaraan kedudukan antara pria dan wanita? Ternyata tidak. Saat itu ibu kartini hanyalah seseorang yang berusaha untuk mewujudkan cita-citanya bahwa perempuan-perempuan pada saat itu juga harus bersekolah dan layak mendapatkan pendidikan yang sama dengan laki-laki. Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi kehormatan wanita. Islam telah menetapkan sebuah syariat yang agung untuk melindungi wanita. Lantas dimana peran wanita yang sebenarnya? Bukankah sosok Ibu adalah seorang wanita? Seorang ibu yang memiliki pemiikiran intelektual dapat mendidik anak-anaknya dengan sangat baik. Bagaimana dengan seseorang yang belum memiliki status menjadi seorang ibu (pemudi)? sebagai pemudi kita juga dapat mengambil peranan untuk menoreh sejarah dengan prestasi dan terus berkarya. Selama wanita tidak mengambil peran pria dalam tatanan syari’at maka tidak ada larangan untuk wanita muslimah untuk berkarya. Wanita juga bisa jadi pemimpin, tapi pemimpin bagi kaumnya sendiri. Wanita muslimah yang memiliki pemikiran intelektual akan berfikir dulu sebelem bertindak. Dia akan selalu mengaitkan segala sesuatu kepada sang penciptanya. Dengan itulah dia akan selalu berada pada koridor yang benar. Siapakah sosok wanita muslimah yang memiliki pemikiran inteletual yang dapat kita contohi? Tentunya sangat banyak. Tidak ingatkah kalian dengah sahabiah Khadijah RA, fatimah RA dan aisyah RA? Mereka adalah sebaik-baik teladan yang bisa kita ambil contohnya. Aisyah di usia mudanya dia telah menghapal ribuan hadist rasulullah shalallahu alaihi wa salam. Dan masih banyak contoh lainnya lagi. 

Suara Hati

Terkadang aku lebih bisa mengendalikan tali tambang yang ditarik oleh lima orang sekaligus dari dibandingkan dengan menahan diriku sendiri dalam tarikan magnet lingkungan yang begitu kuat dan besar. Jiwaku bediri tegak sambil berteriak-teriak melawan arus yang deras ini. Tapi entahlah, mungkin kakiku begitu rapuh untuk bisa menahan derasnya arus pergaulan di sekitarku. Terkadang hatiku bertengkar sepanjang waktu hanya untuk menginginkan jiwaku dapat menang dalam memerangi nafsu buruk yang bersemayam dalam hatiku ini. Kurasakan betapa amat berat ujian keimanan yang sudah tertanam dalam sanubari. Ya allah,, kuatkanlah pijakan kakiku, kokohkanlah jiwaku, tetapkanlah hati ini hanya padamu. Sesungguhnya tiada satu penolong pun yang dapat menolongku dari kehinaan dunia ini kecuali engkau ya allah. Aku mohon! Bentangkanlah kebaikanmu keseluruh penjuru dunia ini, agar aku tak takut lagi jika aku harus hanyut dalam lautan orang-orang di dunia karena kebaikanmu telah menyebar. Aku pun tak akan tinggal diam, aku juga akan berusaha mewujudkan hal itu. Aku akan berusaha belajar ilmu syar’i dan mengamalkannya, setelah itu ku akan ber azzam untuk mendakwahi orang-orang disekitarku, agar mereka juga mengerti apa tujuan kita sebenarnya di ciptakan. 

koma atau titik

Aku hanya bisa berdiri terpaku didepan subuah ranjang besar yang beralaskan sprei putih.sambil mamandangi sosok anak kecil yang sedang tertidur begitu pulas diatasnya. Yaahhh,, aku benar-benar berfikir bahwa dia tertidur dengan sangat pulas. Suara hiruk pikuk dan hilir mudik pengunjung tak kuhiraukan lagi. Badanku serasa lemas dan remuk tatkala memandangi tubuh sosok mungil ini, rambutnya sudah mulai menipis dan nyaris botak akibat kemoterapi yang di jalaninya. Ia masih begitu kecil namun ia sudah merasakan betapa kerasnya perjuangan hidup untuk melewati hari dengan bayang-bayang maut yang terus mengintainya setiap saat. Aku rasa perjumpaan kita sangat singkat. Aku baru saja mengenalnya satu pekan yang lalu. Saat itu ia masih sempat membalas senyumku dan menjawab sedikit pertanyaanku. Kini Tak ada lagi senyum yang tersungging dari bibirnya dan tak ada lagi suara manja yang keluar dari mulutnya. Ia sedang dalam keadaan yang kritis, ia sedang dalam keadaan berjuang melawan penyakitnya dan ia sedang dalam keadaan memilih. Memilih apakah dia harus berhenti pada sebuah Koma ataukah pada sebuah Titik.

Macam Hati

Dalam islam Ada beberapa pembagian atau tanda tentang masalah Hati yakni: 1. Hati sehat Yang dimanakah yang dimaksud dengan hati yang sehat? Yakni orang-orang yang beriman kepada allah yang dimana mereka termasuk golongan yang di ketegorikan allah dalam firmannya: “seseungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka bertambah (kuat imannya) dan hanya kepada tuhannya mereka bertawakkal. (QS. Al-anfal :2). 2. Hati sakit Apakah tanda hati yang sakit?  Berpalingnya hati yang tidak mau pergi ke tempat yang bermanfaat  Apabila ingin melakukan kebaikan mereka akan merasa kepayahan atau kewalahan. Apakah penyebab hati yang sakit?  Banyak bicara  Banyak makan  Banyak bergaul ( kurang ibadah)  Banyak memandang ( QS. An-Nur: 30-31) Apa obat hati yang sakit?  Melakukan ketaatan kepada allah  Berdzikir kepada allah  Banyak beristigfar dan berjanji tak mengulanginya lagi  Ingin terus menerus melakukan ketaatan kepada alaah  Memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. 3. Hati mati Yakni orang-orang yang jika dibacakan ayat-ayat allah mereka mendustakannya. Mereka mengingkari apa-apa yang telah di turunkan allah dan yang telah di ajarkan oleh Rasulullah shallalahu alaihi was sallam. Seperti apa yang di firmankan allah dalam( QS. Al-Baqarah:6-11).

episode Hujan

Episode Hujan

Atap rumah itu seakan bermain musik akibat jatuhnya butir-butir hujan yang menghentak-hentak diatasnya.
Dedaunan juga tak kalah riuh dengan suara tandingan angin yang menerpa-nerpan dirinya.
Anak-anak jalanan tengah menekuk lutut untuk menahan diri dari terjangan hawa langit yang menusuk-nusuk kulitnya.
Para pedagang berlarian menyelamatkan barang dagangannya yang telah remuk dihantam air.
Dari kejauhan sana terlihat seorang anak sedang mengais rezeki dari balik payung yang lusuh.
Air mata seorang gadis juga telah tersapu rata oleh tangisan awan.
Begitupun Selimut tebal nan hangat telah di gelar oleh para ratu negeri.
Rintik-rintik hujan pun telah memenuhi lubang-lubang hati tiap jiwa yang kosong.
Tanah kering pun sudah lumat dan hancur karenanya.
Kaca bening kini menyisakan titik-ttik air.
Sementara itu, langit sedang asyik melukis garis warna-warni yang mampu hapuskan setiap kegelisahan.
Inilah sepenggal episode yang selalu disisakan oleh hujan.
Ia turun dengan sejuta rasa.
Dan berhenti dengan sejuta makna.




Cerita lain dari sudut senja


Senja diufuk timur Mulai sirna,aku masih duduk termenung menatap nama ayahku terukir jelas diatas batu nisan didepan mataku ini. Tiada isak tangis air mata kesedihan hanya perasaan hampa,sunyi yang membuatku diam terpaku ditempat itu. Pikiranku terus berkecamuk tak tentu arahnya,aku masih tak mempercayai kenyataan ini.”tidak,..tidak” tidak mungkin hal ini menimpa ayahku, tidak mungkin!!! Itu yang selalu berkecamuk dalam fikiranku tanda tak percaya, bahwa ayah benar-benar sudah di panggil oleh yang maha kuasa. Hanya yang jadi obat penyejuk hatiku hanyalah mengembalikan segalanya kepada sang pencipta. Namun apalah daya sebagai seorang manusia biasa yang penuh dengan kesedihan tidak mampu untuk menangis kesedihan itu. Hanyalah pertanyaan konyol yang keluar dari mulutku,karena hati ini benar-benar tidak bisa untuk menerima kepergiannya. Ku bertanya pada ibu, Bu ! Kenapa allah tega mengambil ayah?? Bukankah ayah selama Ini rajin beribadah ! seingatku aku belum pernah melihat ayah berbuat buruk, tapi ! kenapa allah mengambilnya bu? Tanyaku seperti anak kecil. Namun setelah ku tersadar dalam ucapanku hanyalah ucapan taubat yang selalu ku lantunkan sebagai obat hatiku yang terlanjur sakit. Mungkin allah meridhoinya, sehingga ia mengambil begitu cepat ayahku,gumamku dalam hati. Setelah beberapa hari kulalui tampak seorang ayah begitu terasa sekali. Seakan hati Ini masih sulit untuk melupakan kenangan bersamanya. Boleh dikatakan,aku yang paling dekat dengannya diantara anak-anaknya. Inilah yang menyebabkan diri ini sulit untuk menerima atau percaya bahwa beliau benar-benar telah meninggalkanku selama-lamanya didunia ini. Senyum,canda dan nasihatnya kini tinggalah kenangan. Disuatu hari dihari yang kelima setelah kematiannya, aku tidak sengaja masuk kedalam kamarnya, kupandangi segala barang yang ditinggalkannya yang sering ia gunakan semasa hidupnya. Lagi-lagi,air mata Ini mengalir tak tertahankan apalagi setelah aku melihat tempat tidurnya, aku merasa ayah masih berbaring disana. Setelah ku pandangi lagi al-qur’annya akupun merasa beliau sedang membacanya. Terlebih lagi ketika aku tempat yang sering ku tempati bersamanya air mata ini semakin mengalir dengan derasnya. Oh ayah kini engkau telah pergi. Namun,engkau selalu ada didalam hatiku. Ku akan mendoakanmu didalam setiap sujudku .” semoga allah menempatkanmu disisinya. Dan hanya itulah yang mampu ku persembahkan untukmu karena semasa hidupmu aku belum merasa berbakti kepadamu . aku merasa hati ini merasa sakit kehilangannya namun apalah dayaku kita milik allah maka kita akan kembali pula padanya. Setelah kematian ayahku aku sering mengikuti kajian-kajian sekolah untuk memalingkan fikiran ini terhadap musibah yang tidak mampu untuk kuhadapi, namun setelah ku mendengarkan firman allah yang kurang lebih artinya , setiap makhluk yang bernyawa dari ciptaannya,suatu saat nanti pasti akan mengalami kematian. Kematian dapat terjadi pada siapa saja,kapan saja ,dimana saja,jik a allah menghendaki,”kun fayakun” jadilah,maka jadilah. Tak ada seorang pun yang dapat menghindari dari kematian. Kematian datang begitu saja tak memandang pangkat dan derajat,paras,usia, atau apapun itu. Kematian merupakan rahasia allah. Kita tak tahu kapan kita akan dipanggil. Seorang peramal pun tak bisa meramalkan kapan dirinya akan mati, bayi yang baru lahir saja bisa mati jika allah menghendaki. Kita sebagai orang-orang yang beriman dan bertakwa kepadanya hendaknya percaya sepenuhnya hanya kepada allah kita harus senantiasa mengerjakan perintahnya selama masih di beri kesempatan hidup didunia, serta meninggalkan semua larangannya.” Kalimat seperti ini yang sering kudengar saat aku mengikuti kajian disekolahku. Yang membuatku semakin rindu kepadanya dan menghilangkan prasangkaku kepadanya. Ya allah ampunilah dosaku.

Sahabat Nabi

Abdullah bin Jahsyi adalah putra bibi Rasulullah, Umaimah binti Abdul Muthalib. Di samping itu, ia juga ipar Rasulullah karena saudara perempuannya, Zainab binti Jahsyi adalah istri Nabi SAW. Abdullah bin Jahsyi memeluk Islam sebelum Rasulullah menjadikan rumah Al-Arqam sebagai pusat dakwah. Karena itu, ia termasuk di antara sahabat yang pertama masuk Islam, Assabiqunal Awwalun. Ketika Rasulullah mengizinkan para sahabat untuk hijrah ke Madinah, Abdullah bin Jahsyi tercatat sebagai orang kedua yang hijrah setelah Abu Salamah. Bagi Abdullah, hijrah ke Madinah bukanlah pengalaman baru. Sebelumnya ia pernah hijrah ke Habasyah. Hanya saja, kali ini ia bersama istri, anak-anak dan keluarga terdekatnya. Ketika Rasulullah membentuk Laskar Islam, beliau memilih delapan orang yang dipandang mampu dalam berperang. Di antara mereka adalah Abdullah bin Jahsyi dan Sa'ad bin Abi Waqqash. Dalam kelompok tersebut akhirnya terpilihlah Abdullah bin Jahsyi sebagai pimpinan. Sebuah bendera diikatkan oleh Rasulullah di tongkatnya dan diserahkan kepada Abdullah. Itulah bendera Islam pertama dan Abdullah bin Jahsyi memegangnya. Karena itu, ia dikenal orang untuk pertama kali sebagai Amirul Mukminin. Setelah dilantik sebagai Amir, ia diperintahkan oleh Nabi SAW untuk melakukan ekspedisi dengan tugas pengintaian. Rasulullah melarang membuka surat perintah beliau melainkan setelah dua hari perjalanan. Setelah dua hari perjalanan, Abdullah bin Jahsyi membuka surat tersebut dan membacanya: "Bila kamu membaca surat ini, teruskanlah perjalananmu ke arah Makkah. Berhentilah diantara Thaif dan Makkah. Amatilah gerak-gerik kaum Quraisy dan segera laporkan kepada kami!" Sesuai perintah Rasulullah, Abdullah bin Jahsyi meneruskan perjalanannya dan tiba di Nakhlah. Di tempat tersebut mereka mempersiapkan pos pengintaian. Ketika mereka tengah bersiap-siap, tiba-tiba di kejauhan terlihat sekelompok kabilah Quraisy yang membawa barang-barang dagangan. Abullah bermusyawarah dengan pasukannya. Apakah kabilah itu akan diserang ataukah tidak? Saat itu hari terakhir bulan Haram. Jika mereka melakukan penyerangan, berarti melanggar kehormatan bulan Haram dan mengundang kemarahan seluruh bangsa Arab. Jika dibiarkan lewat, mereka masuk ke Tanah Haram (Makkah), berarti membiarkan mereka masuk ke tempat aman karena di sana dilarang berperang. Akhirnya mereka memutuskan untuk menyerang dan merampas harta kabilah itu. Mereka berhasil menewaskan seorang anggota rombongan Quraisy. Dua orang tertawan dan seorang lagi melarikan diri. Abdullah bin Jahsyi dan pasukannya membawa harta rampasan dan dua orang tawanan itu ke Madinah. Begitu tiba di hadapan Rasulullah, beliau langsung marah karena Abdullah bin Jahsyi dan pasukannya bertindak di luar perintah. Rasulullah bersabda, "Demi Allah, aku tidak memerintahkan kalian menyerang, merampas, menawan, apalagi membunuh. Aku hanya memerintahkan kalian supaya mencari berita mengenai orang-orang Quraisy, mengamati gerak-gerik mereka, kemudian melaporkan kepadaku." Abdullah bin Jahsyi menyadari kecerobohannya itu telah memberi peluang ampuh bagi kaum Quraisy untuk merangkul kabilah-kabilah Arab guna memusuhi kaum Muslimin. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan mengundang agresi militer. Tak dapat dibayangkan bagaimana beratnya beban moril yang ia tanggung. Namun demikian, imannya tetap tegar. Dia selalu beristighfar dan memohon ampunan kepada Allah. Akhirnya Allah SWT memberikan kabar gembira kepada mereka dengan turunnya ayat: "Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: 'Berperang pada bulan Haram adalah dosa besar. Tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada-Nya, menghalangi masuk ke Masjidil Haram dan mengusir penduduk dari sekitarnya lebih besar dosanya di sisi Allah..." (QS Al-Baqarah: 217). Setelah ayat tersebut turun, tenanglah hati Rasulullah. Harta rampasan itu disita untuk Baitul Mal dan kedua tawanan dimintai tebusan. Rasulullah setuju dengan apa yang telah dilakukan oleh Abdullah bin Jahsyi dan pasukannya. Ketika terjadi Perang Badar, Abdullah ikut berjuang bersama kaum Muslimin. Dalam peperangan itu, ia cedera cukup parah. Pada saat Perang Uhud, terjadi sebuah peristiwa yang dialami oleh Abdullah bin Jahsyi dan Sa'ad bin Abi Waqqash. Saat itu keduanya berada di sebuah tempat yang agak terpencil. Sa'ad bin Abi Waqqash berdoa, "Ya Allah, pertemukanlah aku dengan musuh yang paling kejam dan jahat. Aku akan berkelahi dengannya dan berilah aku kemenangan." Abdullah bin Jahsyi mengamini doa tersebut, seraya menambahkan, "Ya Allah, pertemukanlah aku dengan musuh yang paling kejam dan jahat. Aku akan berkelahi dengannya dan aku tewas di tangannya. Dia kemudian memotong hidung dan telingaku." Ketika Perang Uhud berakhir, ternyata Allah mengabulkan doanya. Para sahabat menemukan jasad Abdullah bin Jahsyi gugur seperti doanya. Hidung dan telinganya buntung, dan tubuhnya tergantung pada seutas tali. Allah memuliakannya dengan pahala syahid bersama Hamzah bin Abdul Muthalib. Keduanya gugur dan dimakamkan dalam satu liang lahat. Air mata Rasulullah mengalir membasahi kubur mereka, menambah harumnya darah syahid yang tertumpah melumuri jasad.