Hujan
tak sengaja mengantarkanku Kepada awal pertemuan dengannya, aku sungguh tak
pernah menyangka akan bertemu dengannya di saat hujan.
Waktu itu aku baru saja turun
dari angkot dengan bawaan belanja yang cukup banyak, hari itu langit dengan
derasnya menurunkan titik-titik airnya. dengan sigap aku berlari menuju salah
satu Halte yang berada dekat dengan
posisi turunku tadi. aku langsung duduk dan memeluk barang-barang belanjaanku
agar tak kena percikkan air hujan yang pada saat itu sangat geram menghantam
dataran-dataran bumi. Aku sedikit pindah posisi agar aku tak terlalu basah,
tanpa aku sadari ternyata ada seorang gadis cantik berwajah china’s di
sampingku sedang kedinginan sambil berdoa agar hujan itu lekas berhenti. Dengan
ramah dia menyapaku, kamu tinggal di bagian sana juga? (sambil nunjuk sebuah
lorong panjang yang penuh dengan jejeran kos-kosan). Waktu itu aku juga sedang
dalam keadaan kedinginan, jadi kujawab saja dengan jawaban yang singkat “IYA”
dengan sedikit menengok kewajahya. Selang beberapa menit kemudian, dia kembali
bertanya “ Apakah itu cacing?” sambil menunjuk kearah tanah yang sepertinya ada
karet gelang yang panjang dan bergerak-gerak, aku menatap wajaahnya hhmm
kacamata yang ia kenakan sudah dipenuhi dengan kabut, mungkin itu alasan dia
tak dapat melihat dengan jelas. Iya itu cacing, gumanku! Ku lihat dia
mengangkat kakinya keatas tempat duduknya, mungkin dia merasa geli dengan
cacing itu. Waktu pun terus berlalu dan
hujan itu pun tak kunjung reda, maka ku putuskan untuk menerobos hujan
tersebut, berhubung jilbab yang ku kenakan lumayan besar sehingga barang
bawaanku bisa ku sembunyikan di balik jilbab yang ku kenakan. Saat aku beranjak
dari tempat dudukku dan besiap-siap untuk megambil langkah seribu menerobos
hujan, cewek yang ada di sampingku memanggilku dan bermohon agar aku
menemaninya hingga hujan sedikit reda, tapi aku bersikeras untuk tetap
melaksanakan niatku. Dengan wajah yang sedikit murung lantas dia berdiri dan
mengikuti tiap-tiap langkahku. Selang beberapa meter kami berlari menerobos
hujan, dia memanggiku kemudian mengajakku untuk singgah dikos-kosan miliknya
agar aku berteduh disana untuk sementara,hingga hujan benar-benar reda katanya.
Aku pun sejenak berfikir dan ku jawab iya makasih tapi maaf gak usah
repot-repot karena kos-kosanku udah agak dekat dari sini. Kemudian dia
mendekatiku dan terus memaksaku agar singgah barang sebentar saja
dikos-kosannya. Entah mengapa aku langsung luluh saja kepadanya, dan aku pun
singgah di kos-kosan tempat ia tinggal. Sambil berjalan menuju kamarnya dia
bertanya, nama kamu siapa? Maya jawabku singkat, tanpa menanyakkan balik siapa
namanya. Setibanya dikamar, aku kaget ada dua orang wanita sedang tertidur
didalam. Salah satu diantara mereka
terbangun ketika kami melangkahkan kaki masuk kedalam kamar. Aku kaget karena
dengan seketika dia berteriak “ astagaa” kenapa kamu pulang basah-basah? Cepat
mandi sana! Entar kamu sakit. sambil menunjuk kearah gadis yang ada
disebelahku, Pinta salah seorang wanita yang terbangun tadi, lantas gadis itu
dengan lesuh masuk kekamar mandi dan menuruti perintah wanita itu. Selang
beberapa menit dia pun keluar dengan wajah yang agak keletihan dan mengajakku
agar mengobrol dengannya di teras kamarnya saja. Aku pun menurutinya! Pada saat
itu jarum jam sedang berada di angka 4 lewat 29 menit.
Aku menanyakan tentang dua wanita yang berada
didalam kamarnya, dan dia pun mengatakan bahwa mereka adalah kakaknya yang
sangat over protektif terhadapnya, Mereka yang mengatur seluruh aktifitas
hidupnya, mereka yang sangat khawatir berlebihan terhadap dirinya, tentang dia
yang dikontrol sana sini dalam setiap tindakannya dan perilakunya dan dia
bercerita tentang banyak hal yang terjadi dalam hidupnya. Hingga tanpa terasa Kami
ternyata telah sangat lama berbincang-bincang. Dia pun kini menanyakan segala
hal tentangku segala hal yang menyangkut tentang diriku dan tentang agama Islam
yang sangat dia agungkan . Setelah beberapa waktu kami berbincang-bincang Aku
baru saja sadar kalau aku belum mengetahui siapa namanya, lantas ku mencoba tuk
memberanikan diri dan menanyakan Siapa namanya? Dia tersenyum dan menjawab
sambil mengulurkan tangannya TRI katanya. Akupun tersenyum balik kepadanya
sambil berfikir ya allah mengapa aku bisa sampai disini? Mengapa aku bisa
bertemu dengan orang aneh ini? Dia cantik dan baik, orangnya pun sangat ramah
terhadapku. Siapa dia ya allah?. aku tatap wajahnya yang sedang asyik
bercerita, dia bercerita tentang semua kehidupan yang telah dia lalui, tentang
bagaimana dia sangat berat untuk melaksanakan perintah allah, tentang
keluarganya yang sangat menentangnya menggunkan hijab, tentang dia yang berada
dilingkungan keluarga yang jarang bahkan tidak pernah solat dan tentang segala
beban yang dia harus tampung sendiri didalam hatinya. Lantas dia tiba-tiba
menangis dan memelukku dengat erat, sambil berbisik pelan ke telingaku. Aku
mengagumimu,aku iri terhadapmu,aku salut kepadamu! Kau begitu taat,kau begitu
bersahaja, kau begitu mempesona dan berbagai kata-kata pujian lainnya yang mengalir
begitu saja dari bibirnya yang tak ku mengerti kemana arah pembicaraanya. Aku
pun tak sengaja menitihkan air mata dan berkata, Kamu anak baik,kamu anak yang
sangat ramah tentu semua keluargamu sangat sayang kepadamu! Maka janganlah
bersedih! Gumanku sambil menghiburnya. Tanpa kami sadari ternyata hujan diluar
sudah reda, dengan sigap aku berdiri dan mengambil barang-barangku sambil
berkata Aku akan segera pulang, hujannya sudah reda. Dia pun tersenyum dan
berkata “ catatlah nomor ponselku!” hubungilah aku jika kamu merasa aku adalah
saudara seimanmu. Lantas dia memberiku kartu namanya, dan aku pun bergegas
pulang karena khawatir hujan akan turun lagi.
Diperjalanan menuju pulang kerumah, entah
mengapa akupun terus memikirkannya. Memikirkan tentang pertemuan mendadak kami,
pertemuan singkat kami, pertemuan yang menurutku sangat berkesan sekali. Aku
pun penasaran tentang semua hal tentangnya, aku merasa masih ingin lebih lama
bersamanya, mendengar ceritanya dan menanyakan tentang seluk beluk keluarganya
dan berbagai pertanyaan lainnya. Hhhmm, Aku pun berniat akan menghubungi nomor
ponselnya ketika tiba dirumah nanti. Aku berharap pertemuan kami ini akan
berlanjut sampai kami benar-benar terpisah karena ajal nanti.
0 komentar:
Posting Komentar