koma atau titik

Aku hanya bisa berdiri terpaku didepan subuah ranjang besar yang beralaskan sprei putih.sambil mamandangi sosok anak kecil yang sedang tertidur begitu pulas diatasnya. Yaahhh,, aku benar-benar berfikir bahwa dia tertidur dengan sangat pulas. Suara hiruk pikuk dan hilir mudik pengunjung tak kuhiraukan lagi. Badanku serasa lemas dan remuk tatkala memandangi tubuh sosok mungil ini, rambutnya sudah mulai menipis dan nyaris botak akibat kemoterapi yang di jalaninya. Ia masih begitu kecil namun ia sudah merasakan betapa kerasnya perjuangan hidup untuk melewati hari dengan bayang-bayang maut yang terus mengintainya setiap saat. Aku rasa perjumpaan kita sangat singkat. Aku baru saja mengenalnya satu pekan yang lalu. Saat itu ia masih sempat membalas senyumku dan menjawab sedikit pertanyaanku. Kini Tak ada lagi senyum yang tersungging dari bibirnya dan tak ada lagi suara manja yang keluar dari mulutnya. Ia sedang dalam keadaan yang kritis, ia sedang dalam keadaan berjuang melawan penyakitnya dan ia sedang dalam keadaan memilih. Memilih apakah dia harus berhenti pada sebuah Koma ataukah pada sebuah Titik.

0 komentar:



Posting Komentar