Tak Pernah bersyukur

Suatu hari ada seorang wanita yang hidupnya di penuhi dengan kemewahan. Tapi ia tidak pernah merasa cukup dengan semua itu. Ia bahkan selalu mendesak suaminya untuk membelikannya ini dan itu. Hari-harinya selalu di penuhi dengan nikmat-nikmat duniawi, ia selalu sibuk dengan sesuatu hal yang berbau fashion dan sebagainya. Hanya mengeluhlah yang ia tahu jika kebutuhannya tidak terpenuhi.

 Hingga pada suatu ketika takdir allah berlaku padanya. Suaminya dipanggil diluan oleh allah. Tenyata tanpa sepengetahuannya suaminya berkerja dengan sangat keras untuk memenuhi tuntutan-tuntutannya. Hingga suaminya tiba pada sebuah titik akhir kelelahannya. Ia dinyatakan meninggal akibat kelelahan.
Wanita ini hanya bisa menangis dengan ratapan yang amat dalam. Bukan karena ia kehilangan suaminya. Tapi karena suaminya pergi tanpa meninggalkannya harta sedikipun. Suaminya tak sempat menabung karena uang penghasilannya di berikan seluruhnya kepada istrinya. Tapi wanita ini tak pernah memahami situasi dan kondisi suaminya.

Seminggu kepergian suaminya, ia baru merasa sangat kehilangan suaminya. Kini barang-barangnya mewahnya pun banyak yang terjual untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Kini ia pun sangat menyesal telah menyianyiakan kerja keras suaminya. Ia baru tersadar bahwa yang ia butuh kini adalah suaminya bukan barang-barang mewahnya.

Suatu ketika ia, tengah membersihkan Meja kantor suaminya, dan tanpa sengaja ia menemukan sebuah surat dibalik buku catatan suaminya. Ia membuka dengan perlahan kemudian membacanya. Tak ada kata-kata panjang disana. Hanya terdapat sebaris pesan yang berbunyi “ Janganlah engkau mengeluh atas rezeki yang belum kamu dapatkan, tapi seharusnya kamu mengeluh atas rezeki yang belum pernah kamu syukuri” . Setelah membaca pesan singkat itu, wanita itu pun seketika jatuh dan tersandar pada tembok. Memorinya pun memutar kembali waktu suaminya masih hidup. Memang yang ia ingat semuanya tentang keluhan tanpa syukur. Ia baru sadar selama ini ia hidup mewah dan bahagia bersama suaminya. Tapi ia tidak pernah menyadari nikmat itu hingga ia tidak pernah sekalipun mengucapkan terimah kasih pada suaminya dan lupa bersyukur kepada zat besar yang memberinya rezeki itu.

Setelah kejadian itu, ia pun memulai lagi hidupnya. Hidup yang berisi lembaran baru tanpa suami. Hidup yang dimulai dengan banyak belajar terhadap pengalamannya. Terutama mulai belajar untuk selalu bersyukur dan merasa cukup atas apa yang di takdirkan untuknya. 

0 komentar:



Posting Komentar