Hari Pertama di sekolah baru

Catatan  kesatu
Hari pertama

                 Waktu masih begitu remang-remang dan azan shubuhpun belum terdengar. Tapi aku sudah membuat kacau isi rumah. Aku bangun pagi-pagi sekali, tidurpun rasanya gelisah. Rasanya aneh saat aku mengingat-ingat tentang sekolah baru yang akan ku masuki. Tak ada sesosok orang pun yang aku kenal di sekolah itu  Kecuali shofi. Shofi termasuk tetangga yang rumahnya tidak begitu jauh dari rumahku. Ketika mendengar bahwa aku ingin pindah di sekolahnya ia pun langsung buru-buru menelponku dan memastikannya. Kedegarannya ia sangat senang ketika tahu aku akan sekelas dengannya nanti.
             Menurut beberapa sumber yang aku dengar jadi siswa baru itu sangat tidak menyenangkan. Karena semuanya serba asing. Mulai dari tempat, suasana dan orang-orang disekeliling kita pun semuanya asing. Memperkenalkan diri sebagai siswa baru dihadapan teman-teman baru pun rasanya sangat aneh. Hal itupun yang membuat aku sedikit gelisah ketika tidur.
             Hari itu hari senin. Hari dimana pertama kali aku akan masuk ke sekolah yang baru. Di hari sebelumnya aku sudah janjian dengan shofi untuk berangkat kesekolah bersama-sama. Orang tuaku tidak bisa mengantarku karena mereka harus pergi ke sebuah desa untuk suatu keperluan.
             Setelah sarapan pagi aku berubah fikiran dan memutuskan untuk berangkat kesekolah setelah upacara bendera selesai. Aku berfikir orang-orang akan melihatku asing ketika aku ikut upacara di tengah-tengah mereka.  Setelah menelpon shofi untuk menyuruhnya tidak menungguku, aku langsung menelpon salah satu staf guru di sekolah bahwa aku akan datang setelah upacara bendera telah selesai. Setelah mendengar beberapa alasanku gurupun memaklumi dan membiarkan aku datang ke sekolah agak terlambat.
             Semenit sebelum upacara selesai shofi menelponku agar aku bersiap-siap menuju sekolah agar tidak telat masuk dalam kelas. Akupun bergegas menuju kesekolah.
             “ Assalamu alaikum” kata pak Rudi wali kelasku. Saat itu aku agak terlambat dan guru mata pelajaran bahasa inggris sudah masuk dikelas. Sehingga pak rudi lah yang mengantarku menuju ruangan kelasku.” Waalaikum salam” jawab teman-temanku.  Maaf mengganggu bu’ ini ada siswi pindahan yang mulai saat ini akan ikut belajar bersama-sama dengan kita. Pak rudi pun menyerahkanku kepada ibu ningsih yang kebetulan sedang mengajar di dalam ruangan kelas tersebut.  Ibu ningsih tersenyum ramah kepadaku. Hal itu sedikit membuatku tenang dan membuatku mulai nyaman.  Karena mata pelajaran saat itu adalah bahasa inggris maka ibu ningsih pun menyuruhku memperkenalkan diri dengan menggunakan bahasa inggris.
             Saat itu aku tak berani menatap teman-teman yang ada dihadapanku. Karena terus menunduk ibu guru pun menyuruhku mengangkat kepala dan berkata bahwa aku tidak usah malu karena kita semua adalah teman. Aku pun mengangkat kepalaku dan berusaha untuk Percaya diri. Ketika aku mengangkat kepala dan berusaha mencari tempat duduk shofi saat itu sosok yang pertama kali aku pandang adalah seorang cowok yang duduk dua bangku dari belakang. Sejenak aku terdiam dan terkejut karena pandangan kami bertemu dan saling beradu. Tidak ada kesan menarik saat pertama melihatnya hanya saja ada sesuatu yang berbeda. Aku pun segera mengalihkan pandangan dan segera memperkenalkan diri  “ Hello i will introduce my self,  my name is Juliani. You can call me july.  aku pindahan dari pesantren istiqomah dan sekarang berdominsili di jln. Sultan hasanuddin. Aku melanjutkannya dengan bahasa indonesia. Beberapa teman cowo berteriak sambil berkata nomor Hpnya berapa. Tapi aku pura-pura tak mendengar dan berusaha tenang menghadapi suasana.  Setelah memperkenalkan diri, aku pun di suruh duduk paling belakang. Dan saat itu bangku kosong hanya ada di samping ketua kelas. Aku pun langsung duduk di samping ketua kelas.
             Hai saya dika. Nyantai aja kalau disini. Kalau ada yang tidak kamu mengerti tanya saja ke saya yah. Kata ketua kelas kepadaku. Kesan pertama dia sangat ramah dan memang benar-benar sangat perhatian kepadaku.  Setelah jam pelajaran bahasa inggris selesai teman-teman kelaspun mengerumuniku walau hanya sekedar bertanya-tanya. Diantara kerumunan teman-temanku, aku tidak menemukan sosok cowok yang pertama kali aku lihat didalam kelas.  Aku mencoba mengalihkan pandanganku kebeberapa sudut kelas,  dan aku melihat dia sedang berjalan keluar kelas dengan dua teman cowok yang lainnya. Sedikit agak kecewa karena dia tak mampir untuk sekedar berkenalan denganku seperti teman-teman yang lainnya.
             Shofi mengajakku untuk jalan-jalan keluar kelas agar bisa cepat berdaptasi. Tapi aku merasa agak canggung dan malu. Jadi kami memutuskan untuk ngobrol-ngobrol di kelas saja. Aku membisik di telinga shofi dan menanyakan nama cowok yang duduk di bangku kedua dari belakang, shofi sedikit mikir dan bertanya yang mana yah. Itu yang orangnya tinggi kurus. Ooh yang itu, shofi pun tersenyum sambil mengejekku dan membisik pelan ke telingaku, namanya reza.

             Tak beberapa lama ada tiga cewek yang mendekatiku dan mencoba berkenalan denganku. Namanya yuni, aqilah dan fira. Aku baru tahu kalau yuni,aqilah dan shofi adalah teman yang lumayan akrab. Dan mereka pun mengajakku selalu bersama-sama dengan mereka. Saat itu aku berfikir bahwa sekolah ini begitu menyenangkan.

0 komentar:



Posting Komentar