Kata kakak, kita akan di uji pada titik terlemah yang kita miliki.
Sebuah nasihat yang ku lontarkan pada seorang saudari, tapi nasihat
inilah yang membuat saya merasa di nasihati oleh kata-kata ini.
Ukhty, apakah ukhty baik-
baik di sana?
Maaf kalau saya sok ingin tahu dengan keadaan ukhty.
Maaf juga kalau saya berusaha mencari tahu apa yang terjadi sama
ukhty, meski aku tahu ukhty tak ingin aku tahu masalah ukhty.
Satu hal yang saya mau sampaikan ke ukhty, bagaimanapun kondisi
yang ukhty alami jangan sampai ukhty merasa bahwa keimanan ukhty berada pada
titik terbawah. Karena seseorang tak akan pernah di katakan beriman sebelum ia
di uji oleh allah. Dan satu hal yang perlu ukhty ketahui “Setiap hamba di uji
sesuai dengan kadar kemampuannya” . Maka yang harus kita sadari bahwa ujian itu
datang untuk membuat kita lebih kuat agar kualitas keimanan kita bisa naik ke
tingkat level berikutnya.
Ukhty, terus terang saya merasa cemburu dengan keadaan yang ukhty
alami saat ini. Allah memberi ujian yang berat kepada ukhty itu berarti ada
keimanan dalam diri ukhty yang pantas di uji dengan ujian seperti itu.
Dan saya merasa bahwa jalan hidup yang saya alami terasa begitu
mulus-mulus saja. Saya merasa iri kepada ukhty. Kadang saya bertanya-tanya
dalam sholat- sholat saya. Mengapa ujian itu tak kunjung datang menghampiriku?
Apakah tak adasecuil keimanan di diri
saya sehingga ujian itu tak jua mengunjungi saya? .
Sebagai hamba yang merasa bahwa ujian berat itu datang
menghampirimu. Maka berbahagialah ukhty. Itu adalah sebuah nikmat dari allah,
yang hendak menguji keimanan yang ada pada diri-diri kita. Dan hasil akhirnya
akan berakhir dengan ketaatan yang lebih ataukah kemunduran iman. Sebab ujian
itu datang bersifat menguji. Apakah kita akan taat atau menjadi lemah.
0 komentar:
Posting Komentar